FGM Gelar Dialog, Menakar Calon Pemimpin Kota Binjai Kedepan

Binjai – metro-langkatbinjai.com

Forum Silaturahmi Mahasiswa (FSM) Sumatera Utara, menggelar kegiatan “Dialog Kerakyatan” yang dilaksanakan di salah satu Cafe yang beralamat di Jalan Samanhudi, Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Sabtu (27/7) sore, sekira pukul 15.00 Wib.

Bacaan Lainnya

 

Dihadiri oleh puluhan masyarakat yang di dominasi oleh para mahasiswa dan pelajar, kegiatan yang mengusung tema “Menakar Calon Pemimpin Kota Binjai, Kedepan Mau Dibawa Kemana?!” juga dihadiri oleh beberapa orang narasumber, salah satunya adalah bakal calon Walikota Binjai yang juga tokoh muda, Hasanul Jihadi SH, S.Sos, M.Kn.

 

Dimoderatori oleh T. Ibrahim Bazhier serta tokoh muda Kota Binjai, Randi Permana, kegiatan Dialog Kerakyatan ini juga dihadiri oleh akademisi, Herry Dani Lubis SE, M.AB, serta pegiat sosial, yaitu Yudi Ardiansyah ST.

 

“Perlu diketahui bahwa Pemerintah Kota saat ini telah berubah dengan beredarnya pasar riil menjadi pasar internet. Kita disini ingin mengembangkan objek manusianya, bukan objek politik.

Dan ini adalah bagian keresahan masyarakat Binjai pada umumnya,” ungkap Yudi Ardiansyah dalam paparannya.

 

Pegiat sosial ini juga menegaskan bahwa fenomena terorisme politik saat ini sedang dan terus berlangsung hingga saat ini.

 

“Maksud dari terorisme politik yang saya maksud yaitu siapa pun yang dekat dengan penguasa, maka hidupnya akan mapan. Misalnya buat saja postingan dengan ungkapan ‘Walikota Masuk angin’ maka besok kita akan dipanggil,” tegas Yudi.

 

Sementara itu, Herry Dani Lubis dalam penyampaiannya berharap Kota Binjai kedepannya dapat menjadi sebuah kota penyangga dan kota satelit.

 

“Sebab secara persaingan kalau kita lihat, sebenarnya Binjai tidak kalah saing, khususnya dalam bidang pendidikan. Hal ini tentunya membuktikan bahwa SDM anak Binjai mumpuni.

Tinggal bagaimana visi yang ada tidak mengambang. Tentunya itu menjadi tantangan buat pemimpin Binjai kedepannya,” beber Herry Dani.

 

Turunnya PAD dan Kota Binjai saat ini mengalami defisit juga ikut disoroti oleh akademisi ini. “Itu merupakan PR, bagaimana kita mendongkraknya dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kalau kita tidak kreatif, bagaimana kita akan bangkit. Apa akan begini begini saja,” sambung Herry Dani.

 

Ditempat yang sama, tokoh muda Kota Binjai, Randi Permana Nasution, menyoroti minimnya lapangan pekerjaan di Kota Binjai, sehingga kaum muda banyak mencari nafkah keluar kota, bahkan hingga keluar negeri, seperti ke Kamboja.

 

“Mengapa pemuda Binjai banyak ke Kamboja. Seharusnya pemerintah hadir disini untuk mengetahui dan mencarikan solusinya terkait apa yang menjadi alasan mengapa banyak pemuda yang ke Kamboja.

Uraian diatas membuktikan bahwa lowongan pekerjaan tidak ada di Kota Binjai,” urainya.

 

Sebagai salah seorang tokoh pemuda, Randi juga mengatakan bahwa Kota Binjai merupakan Kota Pemuda. Namun, induk organisasi Kepemudaan (KNPI) terpecah belah. “Seharusnya pemerintah harus berani menerbitkan Perda pemuda,” harapnya.

 

Kegiatan Dialog Kerakyatan pun semakin meriah saat Hasanul Jihadi, menyampaikan paparannya dihadapan seluruh hadirin. Sebagai narasumber, pria yang akrab disapa Jiji ini berharap kedepannya Kota Binjai mempunyai identitas.

 

“Binjai harus mempunyai identitas. Kita harus menciptakan banyak event event nasional maupun internasional. Untuk itu, kedepan anak Binjai harus bekerja di Kota Binjai dengan menciptakan lowongan pekerjaan dengan sumber daya manusia yang mumpuni,” ucapnya.

 

Pria berusia 36 tahun yang saat ini juga sebagai bakal calon Walikota Binjai tersebut mengatakan bahwa kita dipersiapkan untuk Indonesia Emas 2045.

 

“Tapi pertanyaannya, apakah benar benar sebagai penyandang emas atau malah menjadi beban. Saat ini harus sama sama kita pikirkan bagaimana industri kreatif harus hidup di Kota Binjai. Sebab kalau Binjai hanya mengandalkan dari APBD nya saja, saya rasa kita tidak move-on,” urainya.

 

Sebagai salah seorang Bakal Calon Walikota Binjai, Jiji pun berharap kedepannya harus ada kolaborasi Forkopimda untuk mendatangkan investor.

 

“Komitmen saya, saya tidak ingin menjadikan kota Binjai sebagai kota yang ber…ber…ber… Tapi saya ingin menjadikan Binjai menjadi kota industri kreatif. Ini merupakan salah satu cara mengurangi pemakai narkoba di Kota Binjai. Kita sebagai pemuda jangan sampai salah berkumpul dengan teman teman sehingga dapat merugikan diri sendiri. Ingat!! Saya yang fakir dalam urusan uang, menolak bantuan dari bandar narkoba,” demikian ujar Hasanul Jahadi.

 

Sesi tanya jawab dari peserta kepada narasumber menjadi bagian akhir dari kegiatan Dialog Kerakyatan ini. (Tra)

Pos terkait