Binjai – metrolangkat-binjai.com
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Binjai melantik 15 orang sebagai Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Panwascam) se-Kota Binjai di Hotel Graha Kardopa, Jumat (24/5) siang.
Namun dari seluruh yang dilantik, ada seorang wanita berinisial DP yang disebut sebut sedang hamil 4 bulan.
Pelantikan terhadap oknum Panwascam yang diduga tengah hamil ini pun terkesan menunjukkan bahwa seleksi yang dilakukan Bawaslu Binjai tidak berintegritas dan hanya sekedar formalitas.
Menurut informasi yang berhasil dirangkum awak media, DP yang diduga tengah hamil tersebut tetap dilantik sebagai Panwascam Binjai Selatan. Dia berebut kursi komisioner Panwascam untuk Binjai Selatan bersama pesaing lainnya yang seluruhnya berjumlah 7 peserta.
Begitu pun hanya satu kursi yang diperebutkan dari alokasi tiga kursi. Sebab, dua kursi lainnya tidak diperebutkan karena Komisioner sebelumya yang dilakukan evaluasi, selamat dari bayang-bayang pergantian.
Meski tengah hamil, DP terpilih masuk ke tahap wawancara. Selain dirinya, ada Fer yang masuk ke tahap wawancara untuk Binjai Selatan.
Saat dikonfirmasi terkait DP yang sedang hamil, Ketua Bawaslu Binjai, M Yusuf Habibie, terkesan acuh dan tidak menanggapi atau menjawab konfirmasi yang dilayangkan awak media melalui pesan singkat What’sApp walau pesan tersebut statusnya terkirim (conteng dua).
Menurut beberapa warga, pelantikan yang dilakukan Bawaslu Binjai terhadap DP menunjukkan seleksi yang dilakukan tidak berintegritas. Sebab, kinerja DP kedepannya atau jelang Pilkada, diragukan bisa maksimal.
“Jika usia kehamilan DP saat ini 4 bulan, maka pada Oktober 2024 nanti, usia kehamilan yang bersangkutan menginjak 9 bulan. Tentunya hal tersebut dapat mengganggu kerja DP sebagai pengawasan. Karena kita ketahui Pilkada dilakukan pada November,” ungkap beberapa warga.
“Belum lagi terkait adanya dugaan tidak transparannya Bawaslu Binjai dalam melakukan perekrutan calon Panwascam yang kami baca melalui pemberitaan dan diungkap oleh salah seorang peserta seleksi yang akhirnya gagal,” tutur warga lainnya. (Kus)